>>>
Fase 40-an  

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Di fase usia 40-an lebih, visi apa yang dideklarasikan? Menyiapkan kematian. Berpolitik untuk menyiapkan kematian. Bila berkuasa untuk menyiapkan kematian. Berharta untuk menyiapkan kematian. Miskin pun untuk menyiapkan kematian. Bekerja dan berkarir untuk menyiapkan kematian.Tak berharga lagi semua yang ada di dunia ini.

Berkebun dan bertani untuk menyiapkan kematian. Berinvestasi tanah yang luas untuk menyiapkan kematian. Makan, minum dan tidur untuk menyiapkan kematian. Setiap helaan nafas untuk menyiapkan kematian. Semuanya untuk menyongsong kematian.

Menyiapkan kematian bukan dengan meninggalkan dunia. Bukan  lari dari dunia. Bukan tak mau bergelut dengan dunia. Andai tak ada dunia, bagaimana bisakah membawa bekal? Andai tak ada dunia, bisakah menghimpun amal kebaikan? Andai tak ada dunia, dapatkan meraih kenikmatan akhirat? Bergelut dengan dunia. Memungut kebaikan dunia. Menanam di dunia agar bisa dipetik buahnya di akhirat.

Menyiapkan kematian itu sumber kecerdasan. Cerdas itu cermin kesederhanaan. Cerdas itu melakukan sedikit yang sederhana tetapi hasilnya mengagumkan. Cerdas itu bekerja sebentar namun kenikmatannya abadi. Yang cerdas tak pernah keletihan dan kelelahan. Daya ungkit karyanya melampaui semua karya yang ada. Itulah efek dari menyiapkan kematian.

Bodoh itu, menikmati kepalsuan yang sebentar tetapi merasakan penyiksaan yang pedih dan tak berujung akhirnya. Bodoh itu, perjalanan waktu dan kehidupannya, tak pernah mendapatkan hakikat hidup, kebenaran dan kebahagiaan. Bodoh itu, mengumpulkan yang hina yang tak bisa disimpan dan dimilikinya pula.

Menyiapkan kematian itulah tema besar di usia 40-an. Mengapa masih terus tertipu dan terpedaya? Mengapa masih terus rakus terhadap yang tak bisa dibawanya? Mengapa terus hasad terhadap yang tak bisa menyelamatkannya? Mengapa terus tenggelam dalam hal yang bisa menghancurkannya?

Fase 40-an adalah batas akhir penyadaran. Fase 40-an adalah garis awal menuju fase berikutnya. Di titik ini pilihan jalan ditentukan kembali. Bila masih sulit menyadarinya, maka akan sulit tersadar diperiode berikutnya. Di usia 40-an, manusia dilahirkan kembali, sebagai siapakah? Berkepribadian seperti apakah? Menuju jalan manakala? Fase 40-an

Oleh: Nasrulloh Baksolahar 

Di fase usia 40-an lebih, visi apa yang dideklarasikan? Menyiapkan kematian. Berpolitik untuk menyiapkan kematian. Bila berkuasa untuk menyiapkan kematian. Berharta untuk menyiapkan kematian. Miskin pun untuk menyiapkan kematian. Bekerja dan berkarir untuk menyiapkan kematian.Tak berharga lagi semua yang ada di dunia ini.

Berkebun dan bertani untuk menyiapkan kematian. Berinvestasi tanah yang luas untuk menyiapkan kematian. Makan, minum dan tidur untuk menyiapkan kematian. Setiap helaan nafas untuk menyiapkan kematian. Semuanya untuk menyongsong kematian.

Menyiapkan kematian bukan dengan meninggalkan dunia. Bukan  lari dari dunia. Bukan tak mau bergelut dengan dunia. Andai tak ada dunia, bagaimana bisakah membawa bekal? Andai tak ada dunia, bisakah menghimpun amal kebaikan? Andai tak ada dunia, dapatkan meraih kenikmatan akhirat? Bergelut dengan dunia. Memungut kebaikan dunia. Menanam di dunia agar bisa dipetik buahnya di akhirat.

Menyiapkan kematian itu sumber kecerdasan. Cerdas itu cermin kesederhanaan. Cerdas itu melakukan sedikit yang sederhana tetapi hasilnya mengagumkan. Cerdas itu bekerja sebentar namun kenikmatannya abadi. Yang cerdas tak pernah keletihan dan kelelahan. Daya ungkit karyanya melampaui semua karya yang ada. Itulah efek dari menyiapkan kematian.

Bodoh itu, menikmati kepalsuan yang sebentar tetapi merasakan penyiksaan yang pedih dan tak berujung akhirnya. Bodoh itu, perjalanan waktu dan kehidupannya, tak pernah mendapatkan hakikat hidup, kebenaran dan kebahagiaan. Bodoh itu, mengumpulkan yang hina yang tak bisa disimpan dan dimilikinya pula.

Menyiapkan kematian itulah tema besar di usia 40-an. Mengapa masih terus tertipu dan terpedaya? Mengapa masih terus rakus terhadap yang tak bisa dibawanya? Mengapa terus hasad terhadap yang tak bisa menyelamatkannya? Mengapa terus tenggelam dalam hal yang bisa menghancurkannya?

Fase 40-an adalah batas akhir penyadaran. Fase 40-an adalah garis awal menuju fase berikutnya. Di titik ini pilihan jalan ditentukan kembali. Bila masih sulit menyadarinya, maka akan sulit tersadar diperiode berikutnya. Di usia 40-an, manusia dilahirkan kembali, sebagai siapakah? Berkepribadian seperti apakah? Menuju jalan manakah?

Slot Iklan

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Rakyat Filsafat adalah komunitas yang bergerak dalam bidang literasi serta bercita-cita menaikkan angka literasi indonesia

Pintasan Arsip

Pasang Iklan

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?