Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Ku perhatikan banyak ketakutan diusia ini. Terutama yang berprofesi sebagai karyawan. Memasuki usia pensiun, itulah yang dikhawatirkan. Bagaimana menyiapkan waktu yang sibuk, tiba-tiba di rumah saja? Bagaimana penghasilan yang dulu cukup besar, tiba-tiba menghilang atau menyusut drastis?
Saat akan mendekati usia 50-an, buanglah semua atribut-atribut jabatan dan gaya hidup yang berlebihan. Mulailah persiapan bahwa saat ini telah memasuki pensiun. Mulai melakukan investasi yang sedikit tetapi berputar cepat. Jangan berinvestasi yang jumlahnya besar tetapi perputarannya tidak diketahui dan tak menentu.
Mulai membuang gengsi setinggi apa pun jabatannya. Mulai turun ke bawah. Mulai bergaul dengan beragam komunitas. Mulai nongkrong. Mulai mencoba sesuatu yang kecil secara konsisten sebagai hobi, persiapan sebagai profesi dan kiprah kehidupan berikutnya.
Mulailah masuk dan mendatangi pasar tradisional, pedagang besar, distributor, prinsipal dan sumber-sumber produk. Cobalah perhatikan berbagai model bisnis dari kelas gerobakan hingga ruko. Cobalah pelajaran berbagai konsep kerjasama kemitraan usaha.
Gagal berbisnis di saat masih bekerja tidak akan mengguncangkan. Gagal berbisnis saat masih bekerja adalah pelajaran, ilmu dan membangun keahlian. Anggap saja sedang mengikuti training center di dunia nyata.
Istri pun harus dipersiapkan. Apa hobinya? Apa kesukaannya? Apa yang diminatinya? Usahakan diselaraskan dengan istri. Intinya, suami istri harus berjalan seiring dan seirama. Silahkan saling menyesuaikan diri. Bila memungkinkan anak-anak pun mendukung.
Membangun sesuatu harus ada pondasinya. Membangun sesuatu butuh proses panjang walaupun memiliki modal yang besar. Membangun keahlian butuh waktu pula. Jangan sampai hari ini pensiun baru memikirkan langkah.