>>>
SAAT DUNIA MAJU, AKIDAH HARUS TETAP TUMBUH

Kehidupan manusia saat ini mengalami perubahan yang sangat cepat. Perkembangan teknologi digital, media sosial, dan internet telah mengubah cara orang berkomunikasi, belajar, bahkan memandang hidup. Aplikasi seperti TikTok, Instagram, dan YouTube bukan hanya tempat hiburan, tapi juga menjadi sumber informasi utama, terutama bagi generasi muda. Generasi sekarang yang dikenal dengan generasi Z, tumbuh dalam dunia yang sangat terhubung dengan teknologi. Mereka terbiasa mendapatkan informasi secara instan, multitasking, dan terbuka terhadap berbagai budaya dari seluruh dunia. Di sisi lain, kemajuan ini ternyata membawa tantangan besar bagi kehidupan beragama, khususnya dalam menjaga dan menumbuhkan akidah. Akidah adalah dasar keyakinan seorang Muslim tentang Tuhan, kenabian, hari akhir, dan hal-hal gaib lainnya. Sayangnya, kemajuan teknologi juga membuat anak muda semakin mudah terpapar dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam, seperti gaya hidup bebas, materialisme, atau bahkan pandangan hidup yang tidak percaya pada Tuhan. Kalau tidak dibekali pemahaman agama yang kuat, mereka bisa mengalami krisis iman tanpa disadari.

Di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh luar, sangat penting bagi kita semua, terutama generasi muda untuk tidak hanya mempertahankan akidah, tapi juga terus menumbuhkannya. Akidah bukan sekadar hafalan tentang rukun iman, tapi harus menjadi keyakinan yang hidup dan berkembang, yang bisa memandu sikap, pilihan, dan cara pandang kita dalam menghadapi dunia yang terus berubah. Oleh karena itu, kemajuan dunia seharusnya berjalan seiring dengan pertumbuhan akidah, agar iman tetap menjadi cahaya yang menuntun kehidupan, bukan sesuatu yang ditinggalkan karena dianggap tidak relevan.

Dunia Yang Maju, Tantangan Yang Meningkat

Kemajuan zaman memang membawa banyak manfaat. Tapi dalam waktu yang sama, juga menghadirkan tantangan besar terhadap kehidupan spiritual. Berikut adalah beberapa tantangan nyata yang terjadi di era sekarang:

Baca Juga :  Seharusnya Abu Janda Dikirim saja ke Korea Utara oleh Pemerintah

1.      Krisis Identitas Spiritual

Generasi muda sekarang lebih mengenal TikTok, Instagram, dan tren digital lainnya dibandingkan mengenal isi Al-Qur’an dan hadis. Banyak anak muda, terutama mahasiswa, sedang berada dalam fase pencarian makna hidup. Mereka mulai mempertanyakan keyakinan, nilai, dan tujuan hidup mereka. Sebagian dari mereka mengalami apa yang disebut sebagai krisis iman, yaitu kehilangan pegangan spiritual di tengah pencarian jati diri. Fenomena ini terjadi karena lemahnya internalisasi nilai-nilai agama sejak awal dan tekanan lingkungan yang lebih kuat dari pembinaan iman itu sendiri. Ketika tidak mendapat bimbingan yang tepat, krisis ini bisa membuat mereka merasa kosong, bahkan menjauh dari agama.

2.      Kecanduan Digital dan Lemahnya Daya Pikir

Di era digital, anak muda terbiasa dengan hal instan dan cepat. Media sosial menjadi tempat penyebaran gaya hidup konsumtif, hedonis, bahkan destruktif. Banyak anak muda yang terbentuk oleh tontonan dan tren viral yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Konten digital yang tidak terkontrol menyebabkan kemerosotan moral serta mendorong cara berpikir pragmatis dan instan. Akibatnya, daya pikir kritis mereka semakin menurun. Mereka lebih percaya pada konten viral daripada belajar secara mendalam. Banyak yang menjadi pengikut tren tanpa tahu apakah itu sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Ini menjadi tantangan besar dalam menjaga cara berpikir yang lurus dan berbasis nilai agama.

3.      Gangguan Mental dan Moral Akibat Teknologi

Penggunaan media sosial dan gadget secara berlebihan menyebabkan gangguan seperti stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Selain itu, banyak yang terpapar konten negatif seperti kekerasan, pornografi, atau gaya hidup bebas. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam, khususnya dalam menjaga akhlak dan akidah.

Baca Juga :  Meminta dan Pertanggungjawaban Jabatan Kepemimpinan

4.      Minimnya Pembinaan Akidah

Kehidupan modern seringkali memisahkan agama dari urusan publik. Agama dianggap cukup diamalkan secara pribadi saja, tanpa perlu tampak dalam cara berpikir, bekerja, atau bermasyarakat. Sibuknya aktivitas sehari-hari membuat akidah tidak lagi mendapat perhatian utama. Siswa dan mahasiswa lebih banyak disibukkan dengan tugas akademik dan hiburan digital daripada memperdalam nilai-nilai keimanan.

Mengapa Akidah Harus Tetap Tumbuh?

Dalam kondisi seperti ini, menjaga akidah saja tidak cukup. Akidah harus ditumbuhkan dan diperkuat, agar menjadi benteng dalam menghadapi tantangan zaman. Akidah yang tumbuh akan:

a)      Menjadi filter moral dalam menghadapi banjir informasi digital.

b)      Menumbuhkan kesadaran akan tujuan hidup: bukan hanya dunia, tapi akhirat.

c)      Mengarahkan ilmu dan teknologi pada kebaikan, bukan kerusakan.

d)     Menjadikan seseorang tetap bersyukur dan rendah hati, karena sadar semua milik Allah.

Cara Menumbuhkan Akidah di Tengah Kemajuan

1.      Gabungkan Ilmu Agama dan Teknologi

Teknologi tidak harus menjauhkan kita dari agama. Justru bisa menjadi sarana mendekatkan diri pada Allah, seperti mengikuti kajian online, membaca tafsir digital, atau mengakses literatur Islam berbasis teknologi.

2.      Tingkatkan Literasi Digital Islami

Belajar memilah informasi, menjauhi konten negatif, dan memperbanyak konsumsi konten bermanfaat yang menumbuhkan keimanan. Ini adalah bentuk jihad digital saat ini.

3.      Diskusikan Akidah Secara Kritis dan Menyenangkan

Akidah bukan sekadar hafalan, tapi juga pemahaman. Belajar akidah bisa dilakukan lewat diskusi santai, seminar, atau mentoring, sehingga lebih mudah dipahami dan dihidupkan dalam kehidupan nyata.

4.      Jadikan Akidah Sebagai Sumber Ketenangan

Di saat hidup terasa berat, akidah bisa menjadi kekuatan batin. Doa, dzikir, dan mengingat Allah membantu mengatasi stres dan krisis hidup, termasuk pada pasien penyakit berat yang menunjukkan peningkatan kualitas hidup saat mendapat bimbingan spiritual.

Baca Juga :  LEX DIVINA DAN LEX AETERNA (Hukum Tuhan dan Hukum Setan)

5.      Bangun Lingkungan yang Menguatkan

Bersama orang-orang yang saleh dan lingkungan yang religius akan memudahkan proses pertumbuhan iman. Karena iman itu naik turun, dan salah satu penguatnya adalah suasana yang kondusif untuk mendekat kepada Allah.

Dunia boleh semakin maju, teknologi boleh semakin berkembang. Tapi jangan sampai kita kehilangan sesuatu yang paling berharga: iman dan akidah. Karena sehebat apapun seseorang di dunia, jika ia tidak memiliki dasar akidah yang kuat, maka ia akan rapuh ketika menghadapi ujian hidup. Saat dunia terus berubah, biarlah akidah tetap menjadi cahaya dan kompas penuntun kita. Mari kita jadikan akidah bukan hanya sekadar ilmu yang dipelajari, tapi juga nilai yang dihidupkan dalam setiap aspek kehidupan.

Referensi

Fatima, Masriyah, Rendiaji, dan Wafi, (2025), Peran Literatur Digital dalam Membentuk Syakhsiyah Islam Mahasiswa di Tengah Era Kemunduran Berpikir, Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Vol. 1 No. 4.

Rusdiana, dan Masnida, (2025), Krisis Iman pada Pasien Hemodialisis: Strategi Dukungan Psikospiritual, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 8 No. 1.

Puspitasari, dkk, (2025), Psikologi Pendidikan Islam di Era Digital: Tantangan dan Solusi, Jurnal Studi Kemahasiswaan, Vol, 5 No. 1.

Sinaga, Matsum, dan Syukri, (2025), Dampak Jejaring Sosial terhadap Akhlak Anak, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Matematika, Vol. 2 No. 1.

Zean Almira Wardah, dkk (2025), Konflik Batin dan Resolusi Religius pada Mahasiswa yang Mengalami Krisis Iman, Jurnal Studi Pendidikan Agama Islam, Vol. 2 No. 2.

Slot Iklan

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Terbaru

Filsafat

E-Book

Rakyat Filsafat adalah komunitas yang bergerak dalam bidang literasi serta bercita-cita menaikkan angka literasi indonesia

Pintasan Arsip

Pasang Iklan

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?