Ditulis Oleh : Nasrulloh Baksolahar
Allah memperkenalkan sifat-Nya yang paling utama dalam setiap setiap pembukaan surat dalam Al-Qur’an juga Al-Fatihah. Allah memperkenalkan sifat utama-Nya dalam runutan pertama di Asma Ulhusna-Nya. Yaitu Ar Rahman-Ar Rahim.
Ar Rahman, menebarkan kasih sayang-Nya untuk semesta dan seluruh makhluk-Nya. Tak peduli kafir, musyrik, munafik, zalim, pembangkang dan pendurhaka. Semua disayangi. Semua hak kehidupan diberikan secara sempurna. Soal penentangan mereka, diselesaikan di akhirat nanti.
Mereka diberikan waktu panjang untuk berfikir, memahami dan merasakan Ar Rahman-Nya Allah. Bahkan agar mereka lebih merasakan Ar Rahman-Nya Allah, mereka diberi keleluasaan harta, kekuasaan dan ketenaran. Namun mengapa justru lebih terjerumus? Semua diberikan seluas-luasnya agar mereka tersadar di akhirat bahwa mereka layak ke neraka. Mereka sendiri yang akan menyaksikan lembaran kehidupannya di dunia.
Mukminin, dianugerahkan rahman-Nya. Juga Rahim-Nya. Merasakan, menikmati juga apa yang dianugerahkan kepada kafir, musyrikin, munafikin, zalim, pendurhaka dan pembangkang. Jugs diberi nikmat ketentraman dan kebahagiaan, diberi nikmat petunjuk dan bimbingan kehidupan, diberikan kemudahan dan ketegaran, diberikan keyakinan dan karakter utama.
Mukminin diberi nikmat sebanyak air di samudera. Sebanyak 100%. Sedangkan kafirin, musyrikin, munafikin, zalim, pendurhaka dan penentang-Nya diberi kenikmatan hanya setetes air dan 1 % saja. Rahman-Nya bisa memberikan kehidupan sejak semesta ini diciptakan hingga semesta hancur. Sungguh Maha Luas Rahman-Nya.
Rahim-Nya sudah diturunkan di bumi. Berupa Al-Qur’an, As Sunnah, Islam, iman dan ihsan. Nikmat ini tak tertandingi dari pada kekuasaan, harta, ketenaran dan syahwat semata. Rahim-Nya di akhirat sangat lebih luar biasa lagi. Mukminin itu pemburu Rahman-Rahim-Nya Allah.
Hidup itu sementara namun manusia gusar terhadap yang sementara. Hidup itu fana namun manusia berlomba pada yang fana. Hidup itu akan hancur namun manusia membanggakan yang pasti hancur. Hidup itu panggung permainan yang pasti usai, namum manusia menikmati permainan yang pasti usai.
Kita hadir di bumi untuk melihat dan menyaksikan Rahman-Rahim-Nya Allah. Kita dihadirkan di semesta untuk menikmati hidangan Rahman-Rahim-Nya Allah. Agar hati dengan ilmu, kesadaran dan kepahaman merunduk dan bersujud dihadapan Allah.
Kita hadir di muka bumi untuk menyaksikan kemahaluasan, kekayaan, kedahsyatan Rahman-Rahim-Nya. Ini baru permulaan langkah sebelum kita menyaksikannya kembali di Akhirat nanti.