Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Berbincang sebelum Magrib. Berbicara dengan seorang ustadz tentang najis anjing. Intinya, hukum yang berkaitan dengan anjing agar kita dapat berinteraksi dengan benar terhadapnya. Saat ada anjing disekitar kita, maka gunakanlah hukum tersebut. Bukankah Ashabul Kahfi, berinteraksi intens dengan anjing?
Syariat-Nya agar manusia berinteraksi dan bergaul dengan benar terhadap kehidupan ini. Agar tak ada kerusakan dan kehancuran dalam kehidupan ini. Namun mengapa justru menjauhi kekayaan dan kekuasaan, dengan dalih takut fitnah dan terracuninya? Bukankah Allah sudah memberikan penangkalnya? Bukankah Allah sudah memberikan vaksin dan imunitasnya?
Dengan berislam dan mengikuti syariat-Nya, membuat manusia bebas berkecimpung dan berkiprah dengan apa saja yang ada di dunia ini. Dengan berislam, manusia bebas bergumul dengan apa pun di kehidupan ini. Namun mengapa menarik diri dari kehidupan? Lalu menganggap kehidupan ini penuh kerusakan? Saat tujuan sudah diarahkan. Saat rambu sudah ditetapkan. Saat sarana pembersihan jiwa diajarkan, mengapa tak berani bergumul dengan kekayaan dan kekuasaan?
Seperti seorang dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang menghadapi pasien yang sakit. Bukankah dengan alat perlindungan diri, mekanisme kerja yang higienis dan benar, dan semua sarana yang disiapkan bila terjangkit, membuatnya berani menghadapi pasien yang sakit?
Dr Yusuf Al Qhardawi membukukan nilai dan moral dalam perekonomian. Imam Mawardi dan Imam Al-Ghazali mengarang kitab tentang bagaimana mengelola kekuasaan dan politik kenegaraan. Dengan kajian ini, agar manusia menjauhi kekayaan dan kekuasaan? Bukan untuk itu, tetapi agar umat ini terjun dalam kekayaan dan kekuasaan untuk menciptakan kemaslahatan dan terhindar dari keburukannya. Itulah gunanya hukum. Itulah gunanya ilmu. Itulah gunanya syariat Allah.
Mereka yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah saw, adakah yang tidak membangun kekayaan dan kerajaan bisnis? Adakah yang tidak bersentuhan dengan kekuasaan dan politik kenegaraan? Paling hanya satu Sahabat yang kiprahnya kurang dimunculkan.
Dengan rem kita bebas menekan gas. Dengan rem, sebuah mobil dapat lari dengan kecepatan tinggi. Dengan alat pengaman dan desain mobil yang nyaman, sebuah mobil makin dapat semakin kencang dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Begitulah peran spiritualitas.