September Sialan

Ditulis Oleh: Amas Maulana

September datang dengan wajah muram,

Slot Iklan

Menyapu jejak-jejak harapan yang rapuh,

Daun-daun berguguran, layu sebelum waktunya,

Seperti cinta yang terhempas di tengah badai.

Kisah yang dulu hangat, kini menjadi asing,

Dalam dingin September yang menusuk tulang,

Janji-janji manis yang terucap,

Lenyap di antara hujan yang tak berkesudahan.

Di bawah langit kelabu, aku berdiri,

Menatap sisa-sisa mimpi yang hancur,

Suara angin membawa kesedihan,

Menggulung kenangan yang tak ingin kuingat.

September, kau datang dengan pahit,

Mencuri tawa, menanam duka,

Di setiap sudut hati yang pernah berbunga,

Kini hanya tersisa kepedihan yang menganga.

Namun, meski kau datang dengan kejam,

Kau tak bisa merampas segalanya,

Ada yang tetap bertahan dalam diam,

Menanti Oktober yang mungkin lebih ramah.

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Saran Kami

Mungkin anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pasang Iklan

Pasang Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?

Ada pertanyaan? Hubungi kami di rakyatfilsafat@gmail.com