>>>
Hari Ibu, Ajang eksistensi atau Ajang kasih sayang?

Hari Ibu dirayakan oleh orang-orang dikarenakan hari itu adalah momen menumpahkan cinta kepada ibundanya. Beberapa saat saja, media sosial telah sesak dan dipenuhi kata-kata puitis nan indah yang disandingkan dengan foto bersama ibu. Ucapan terima kasih serta harapan yang memiliki konotasi baik atas pengorbanan yang dilakukan ibundanya kerap menjadi caption yang hangat.

 

Namun, Hari Ibu tidak dapat kita maknai secara tunggal. Lebih dari sekadar pameran say thanks to our mother, benar bahwa setiap negara dengan kebudayaannya tersendiri memiliki hari ibu sebagai satu momen yang sangat spesial. Akan tetapi, apakah hari ibu hanya berlaku untuk hari yang ditetapkan sebagai hari ibu saja?

 

Benarkah hari ibu itu ada? Atau hanya sekadar tradisi yang menciptakan gelombang yang cukup dramatis untuk meningkatkan framing bahwa kita termasuk orang-orang yang peduli kepada ibu? Tidak-tidak. Ibu adalah orang yang berada pada lini terdepan, yang memiliki kasih sayang yang tidak bisa kita refleksikan secara sederhana. Sosok ibu merupakan peran sentral dalam hidup kita, yang di mana ia merupakan sesosok yang saya lebih suka menyebutnya sebagai ‘malaikat’ yang memang sudi kiranya menjaga kita selama 9 bulan di dalam kandungan, yang sudi kiranya merawat kita sedari pertama kali memandang dunia yang sesak akan problematika hingga sampai pada taraf yang tak terhingga.

 

Ia adalah seorang manusia yang menyayangi kita dengan kata di atas tulus, dengan semua pemberian, terlebih kasih sayangnya, adakah ia meminta balas terhadap yang ia beri kepada kita Apakah hanya di satu hari yang biasa disebut orang sebagai Hari Ibu kita menyayanginya, mengelu-elukan dirinya, bersikap baik kepadanya hanya pada hari itu saja? Rasanya tidak. Everyday is a mothers day & everyday is a moment to give the best for our mother’s.

 

Hari ibu adalah setiap waktu, berbakti kepada ibu juga setiap waktu, menyayangi ibu adalah kewajiban dan setiap kewajiban harus ditunaikan.

 

Cukup jelas bahwa hari ibu secara substansial merupakan hari-hari yang di mana kita diharuskan untuk memberi kasih sayang dan juga perhatian tulus kepada sosok orang telah merawat kita. Meninggikan eksistensi melalui foto dengan caption sedemikian rupa bukanlah sebuah nilai substansial dari hari ibu. Melainkan jatuh kepada nilai peningkatan eksistensial.

 

Ditulis Oleh : Riyandi Putra Chaniago

 

KLIK LINK DIBAWAH UNTUK BERCERITA

 

Slot Iklan

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Rakyat Filsafat adalah komunitas yang bergerak dalam bidang literasi serta bercita-cita menaikkan angka literasi indonesia

Pintasan Arsip

Pasang Iklan

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?