Semua takdir untuk mendidik dan menempa manusia. Mengapa Allah menghadirkan orang yang menyenangkan dan mejengkelkan? Mengapa Allah menghadirkan peristiwa yang disukai dan tidak? Mengapa Allah menghadirkan beragam liku-liku hidup? Allah menghadirkan para pendidik dengan beragam cara dan bentuk. Tak harus sosok guru dan buku yang hadir dihadapan kita.
Sosok Mahesa Jenar, dalam kisah Kiyai Naga Sasra dan Sabuk Intan, adalah sosok yang mumpuni dalam olah kanuragan. Dia belajar ilmu dari musuhnya dan hewan-hewan yang ditemuinya. Dia belajar dari kekalahannya. Seperti kisah Qabil yang belajar pada burung yang sedang menguburkan lawannya. Banyak ramuan obat-obatan yang terlahir dari cara binatang mengobati dirinya.
Seandainya tidak ada kisah Nabi Adam dan Syetan, tahukah manusia dalam menghadapi godaan Syetan? Seandainya tidak ada orang Munafikin di era Rasulullah saw, dapatkan kita mengetahui cara berinteraksi dengan mereka? Bila tak ada Namrudz dan Firaun, dapatkan kita belajar bagaimana menghadapi penguasa yang zalim? Seluruh rangkaian kehidupan adalah guru, buku, mata pelajaran dan hikmah kehidupan. Jadi jangan biarkan seluruh berlalu.
Hinaan dan cercaan ada guru. Pujian dan penghargaan adalah guru. Kesalahan adalah guru. Benar dalam bertindak adalah guru. Bila semuanya adalah guru yang dihadirkan dalam kehidupan ini. Bagaimana sikap kita? Bagaimana sikap murid dihadapan gurunya? Diamlah. Dengarkanlah dengan seksama. Rendahkan hati. Karena setiap guru memberikan pelajaran dengan cara yang berbeda.
Jangan ada yang melukai hati saat mereka datang. Karena mereka tahu cara terbaik mendidik kita. Jangan ada ketidaknyamanan saat cara mendidiknya sangat menyakitkan. Karena setiap ilmu memiliki cara yang berbeda-beda untuk menghujam di dalam dada. Setiap guru tahu, bagaimana cara agar selalu diingat sepanjang hayat? Bagaimana agar mudah dipahami dan melekat?
Perhatikan bagaimana Nabi Khaidir mendidik Nabi Musa? Dengan cara tak lazim hingga Nabi Musa tak sabar ingin membongkar rahasianya. Perhatikan bagaimana ada ulama yang mengejek Imam Bukhari saat kecil karena buruk hafalan hadistnya? Semua peristiwa memberikan energi penempaan.
Apa yang ingin Allah ajarkan? Apa hikmahnya? Mengapa Allah mentakdirkan? Mengapa mendatangkan seseorang dan peristiwa? Semua dalam genggaman Allah untuk mendidik dan menempa manusia. Lihatlah bahwa Allah yang mentakdirkan dan mendatangkannya, bukan menimbang apa yang dirasakannya dari peristiwa tersebut.