Jumpa Lagi sama si Penulis Anonim nih, heuheuheu. Pada jilid 002 saya akan Membahas mengenai Tokoh-Tokoh aliran Anarkisme.
Fyi, mungkin disini ada yang bertanya, tanggal di flayer kok 26 juni 2020? Inikan bukan tanggal 26 juni? oke saya jawab Langsung Aja yah. Jadi gini, Kebetulan, artikel Memahami Anarkisme Sebagai Filsafat Hidup Jilid 001-005 saya tulis di hari yang sama. Yaitu tanggal 26 juni 2020. Kenapa saya mencicilnya? Seperti yang saya jelaskan di artikel Memahami Anarkisme Sebagai Filsafat Hidup #Jilid001 , bahwasannya tulisan ini sangat panjang, ga mungkin saya tulis semua sekaligus. Pembaca akan Merasa Bosan dan Pusing. karna Menelaah artikel ini harus saat kondisi sedang fresh. sedangkan saat kondisi Tidak fresh, saya pastiin Pembaca Bakal Pusing Sendiri.
okedeh, saya rasa uda cukup penjelasan diawal yang serasa ga penting. hahahah. kita langsung masuk topik utama nya yah.
Tokoh anarkisme yang terkenal ialah seperti William Godwin (1756-1836). Piere Joseph Proundhon (1809-1856), Mikhail Bakunin (1814- 1876), Leo Tolstoi (1828-1910), Marx Stirner (1806- 1856), William Morris (1834-1896) dan Peter Krapotkin (1842-1921). Anarkisme seringkali dianggap sebagai mewakili aliran pemikiran radikal yang benar-benar demokratis dan libertarian. Ia dikemukakan oleh beberapa golongan sebagai satusatunya kebebasan filsafat politik yang tulen. Realitasnya adalah agak berbeda. Sejak lahirnya anarkisme merupakan sebuah doktrin yang antidmokratik. Memangnya, dua pencetus anarkisme yang paling penting, Pierre-Joseph Proundhon dan Michael Bakunin bersifat elitis dan berkuasa mutlak setinggi-tingginya, (Lyman Tower Sargent 1981 : 148). Walaupun anarkis kemudiannya menoleh beberapa pencetus sebelumnya, falsafah mereka masih lagi bermusuhan dengan idea-idea demokratis dan kekuatan pekerja. Lebih –lebih lagi, permusuhan anarkis terhadap kapitalisme terpusat pada pertahanan dan kebebasan individu.tetapui kebebnasan yangt dipertahankan oleh anakis bukanlah kebebasan kelas pekerja untuk menumbuhkn sebuah masyarakat baru secara bersama. sebaliknya anarkisme mempertahankan kebebasan pemilki harta wong cilik dan pedagang kaki lima. Anarkisme mewakili wong cilik menentang kemajuan kapitalisme yang tidak dapat dielakkan. Oleh karena itu, ia memetingkan nilainilai dari masa yang lalu : harta individu, keluarga patriarki, rasisme (Lyman Tower Sargent 1984: 149).
Sebelum Lebih jauh, Saya sarankan membaca Jilid 001 Dahulu
Disamping itu ada juga penemu Anarkisme yng terkenal seperti , Enrico Malatesta (1850-1932), Elisee Reclus (1830-1905), Benjamin Trucker (1854- 1939) dan Josiah Warren (1798-1874), William Godwin adalah bapak masyarakat yang tidak mempunyai kewarganegaraan, beliau adalah penganut pendapat anarkisme sebagai pemikiran bahwa yang cinta damai. Truker pula mengatakan anarkisme senbagai pemikiran bahwa semua hal ehwal yang berhubungan dengan diri sendiri diurus oleh individu yng berkenaan dan bahwa negara harus ditiadakan. Enric Malatesta mengatakan anarkisme adalah penghapusan ekploitasi dan penindasan manusia hanya boleh dilakukan melalui pengurusan kapitalisme dan pemerintah. Peter Kropotkin mengatakan adalah sebuah sitem sosialis tanpa kerajaan, Ia dimulai antara manusia dan akan mempertahankan keupayaan dan kretivitasnya yang merupakan pergerakan dari manusia Jossiah Warren mengatakn kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan dan sosialisme tanpa kebebasan adalah penghambatan dan keganasan. Di Italia, gerakan anarkisme telah melahirkan cukup banyak penulis mengenai anarkis seperti, Luigi Galleani, dan Camillo Berneri, mereka mengatakan anarkisme tidak mengharapkan bels kasihan karena percaya akan dapat melakukan kegiatannya, mempublikasikan buku dan majalah, menerbitkan rekaman, mendistribusikan literarture dan aktif dalam kegiatan politik (Mahajan 2001:759).
Anarkisme boleh di bagikan kepada dua kategori (i) collectivist anarchism (anarckhi kolektif) dan (ii) Individulist Anarchism (Anakisme Individu), Collectivist Anarchism adalah anarkisme yang dilakukan secara kelompok dan menyeluruh. Mereka mempersoalkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara paksa itu tidak baik. Manakala Individualist Anarchist adalah anarkisme yang dilakukan secara bersendirian dirinya sendiri, anarkisme ini tidak mengenal orang lain karena berasaskan kepada sifat egonya. Anarkisme ini selalunya melawan kepada disiplin dan semua otoritas yang ada karena ia tidak mahu menerima apapun bentuk kesusilaan. Ketika ia memberikan sesuatu kepada yang lain, misalnya rasa kasih sayang, persahabatn dan keramah-tamahan serta perilaku yang baik, itu tidak lain hanya suatu kepuasan egoisnya dalam kehidupannya.
Bilangan kaum anarkisme adalah ramai, karena mereka telah muncul dua decade yang lalu. Oleh itu fluralisme pandangan tidak boleh dihindari. Walaupun demikian, benang merah2 anarkisme konsisten dan prinsipnya asasnya keterbukan, maka anarkisme mempunyai empat benang merah, yaitu (i) anarkisme menginginkan kebebasan martabat individu, Ia menolak segala jenis penindasan, Jika penidas itu kebetulan pemeritah, maka ia akan memilih masyarkat tanpa pemeritah, (ii) konsekuensi benang merah pertama adalah anarkisme anti hierarki, kerena hierarki selalunya berupa struktur organisasi dengan otoritasnya yang mendasari penguasaan yang menindas, (iii) anarkisme adalah paham hidup yang mencita-citakan sebuah kaum tanpa hirarki baik secara politik, social maupun budaya dan boleh hidup berdampingan secara damai dengan semua kaum lain dalam suatu system social. Ia mempunyai nilai tambah karena memaksimumkan kebebasan individu dan kesetaraan antara individu berasakan kerjasama, sukarela antar individu atau kompulan dalam masyarakat, dan (iv) kesan logis yang bararti membuktikan kebebasan tanpa persamaan, hanya bermakna kebebasan tanpa persamaan, hanya bermakna kebebasan para penguasa, dan persamaan tanpa kebebasan hanya berarti perbudakan (Meltzer 1998:12).
Semua jenis paham anarkisme baik paham anarkisme berkumpulan maupun individu pada intinya adalah menginginkan kebebebasan. Anarkisme berpendapat bahwa semua orang boleh bebas dan boleh bekerjasama dalam bentuk sukarela dan tanpa paksaan apapun. Mereka mempercayai bahwa setiap manusia dapat menolong sesamanya dan mereka percaya bahwa naluri masyarakat sangat baik, tetapi telah dirusakkan oleh organisasi yang dibina masa sekarang (Lyman Tower Sargent 1981:148).
Penganut paham anarkhi juga menyadari bahwa suatu tanggungjawab dari setiap orang tua terhadap anaknya berhubung kait dengan pendidikan anak-anak mereka terutamanya mengenai kebebasan. Karena merasakan terdapat system pendidikan pada masa kini ada juga bersifat merusak kebebasan dan kreativitas serta segala kemungkinan lainnya pada anak-anak mereka.
Namun terdapat satu lagi aliran yang kadang-kala di hubungkan dengan anarkisme. Ini adalah sindikialisme. Pendirian sindikialisme memang percaya pada aksi kelas pekerja kolektif untuk merubah masyarakat. Pihak sindikialisme memandang kepada aksi kesatuan pekerja, seperti boikot umum untuk menumbangkan kapitalisme. Walaupun beberapa pandangan sindikialisme mempunyai kesamaan pada permukaan dengan anarkisme. Berkaitan dengan permusuhannya dengan politik dan aksi politik. sindikialisme bukanlah sejenis anarkisme tulen. Dengan menerima keperluan untuk aksi dan pengambilan keputusn secara luas dan bersama, sindikialisme lebih baik dari anarkisme klasik. Tetapi, dengan ,menolak ide aksi politik kelas pekerja, sindikialisme tidak pernah memberikan tujuan yang sebenarnya bagi percobaan pekerjaan untuk mengubah masyarakat.
Pierre-Joseph Proundhon yang dikenali sebagai bapak anarkisme adalah salah satu kes contoh. Beliau menentang dengan kuat pembangkitan kapitalisme di Pranci. Tetapi tentangan Proundhon terhadap kapitalisme secara keseluruhannya bersifat memandang ke belakang. Dia tidak mengharapkan sebuah masyarkat baru yang didasarkn pada harta bersama, yang dapat menggerakkan penciptaan- penciptaan terulang dari revolusi perindustrian, Sebaliknya, Proundhon menganggap harta kecil dan swasta sebagai dasar bagi utopianya. Doktorinnya adalah sesuatu yang direka bukannya untuk kelas pekerja yang membangun, tetapi bagi borjuasi kecil yang semakin lesap, yang terdiri dari tukang-tukang kraf, pedagang-pedagng kecil dan petani-petani kaya. Sebenarnya, Proundhon begitu menakuti kuasa tersusun kelas pekerja yang membangun sehingga dia menentang kesatuan-kesatuan pekerja dan memberi dukungan kepada pihak polis yang menghancurkan aksi permogokkan (McNally 1986:15).
Sesuai dengn pendirian ini, Proundhon mendukung hampir setiap gerakan mundur yang dapat didukungnya. Ia merupakan seorang rasis, dengan menyimpan kebenciannya pada kaum Yahudi, di mana dia mengharapkan permusuhan mereka. Dia menentang pembebasan bagi rakyat kulit hitam Amerika Serikat dan menyokong gerakan bagi pemilik hamba di selatan semasa Perang Saudara Amerika. Ia juga mengecam kebebasan wanita, dengan menulis : Bagi wanita, kebebasan dan kehidupan baik hanya terletak dalam perkawinan dalam usaha menjadi ibu, dalam tugas-tugas rumah tangga (Lyman Tower Sargent 1981:149).
Anarkhis-anarkhis awal menakuti kekuasaan teratur kelas pekerja modern.Sampai sekarang, kebanyakan anarkhis mempertahankan ‘kebebasan’ bagi individu swasta menentang bentuk-bentuk susunan kehidupan social kolektif yang paling demokrastis. Penulis anarkis kanasa, George Woodcock, menjelaskan ‘’Walaupun demokrasi mungkin dibolehkan, anarkis tidak akan mendukungnya. Anarkis tidak mendukung kebebasan politik. Apa yang mereka programkan adalah kebebasan dari politik. ‘’artinya, anarkis menolak berbagai proses pengambilan keputusan secara mayoritas dan demokratis. (McNally 1986:86).
Menurut Proundhon anarkhisme digambarkan sebagai tatanan masyarakat yang nyata dan tidak berhubungan dengan kekuasaan. Ia meramalkan kekuasaan pada akhir akan musnah dan yang tampil adalah tatanan social yang asli terdiri dari komune-komune otonom. Anarkise sebagai sebuah ideologi yang jauh dari kekerasan, sama sekali tidak menyarankan atau menyatakan bahwa kekerasan merupakan jalan untuk mencapai tujuannya. Anarkisme didefenisikan oleh Benjamin R.Tucker sebagai pemikiran bahwa semua yang berkaitan dengan manusia diurus sendiri oleh individu yang bersangkutan, atau berdasarkan hubungan sukarela, dan bahwa harus ditiadakan (Ahmad Rosadi Harahap, internet 16 Agustus 2003).
Negara hanyalah suatu organisasi yang hanya akan mempertahankan penindasan. Oleh sebab bagi anarkisme tidak ada tempat bagi negara, termasuk negara proletariat dalam Marxisme, komunis, sosialisme. Bakunin mengatakan kediktatoran proletariat akan menjadi kekuasaan yang menindas. Untuk itu dia menawarkan kolektivisme. Masyarakat anakis tetap memiliki struktur, namun struktur minimum yang diperlukan agar keadilan dan kesejahteraan sosial tetap terpelihara dengan baik. Noam Chomsky mengatakan tidak semua kekuasaan harus ditolak, tetapi kekuasaan harus ditentang. Kekuasaan yang tidak dapat menghadapi tantangan harus dihilangkan. Sedangkan kekuasaan yang dapat menghadapi tantangannya.
Dari keseluruhan perbincangan di atas dapatlah di pahami bahwa anarkiske adalah pandangan-pandang berikut : Pertama. Adanya kebebasan individu dengan menolak semua bentuk penindasan. Jika yang melakukannya penindasan itu ialah kerajaan maka ia memilih masyarakat tanpa kerajaan yang mahukan kebebasan mutlak Kedua, anarkhis menolakkan kekuasaan otoritas untuk menindas. Penindasan itulah yang hendak dinafikan oleh kaum anarkisme, Ketiga, anarkhisme adalah pahaman kehidupan yang mencita-citakan sebuah masyarakat tanpa hirarki secara mendalam dari sistem sosial secara damai. Keempat, kebebasan tanpa persamanan akan memberikan kebebasan kepada penguasa, dan persamaan tanpa kebebasan Cuma berarti hamba yang dieksploitas oleh penguasa.