Hawa nafsu memang memecah belah manusia. Banyak ambisi kepentingan. Banyak keinginan dan kebutuhan. Banyak tujuan. Banyak kedengkian dan iri. Itulah penyebab pergesekan yang keras.
Hawa nafsu membuat setiap orang memiliki jalan hidup sendiri. Sesuai pikirannya. Sesuai keinginan dan kepentingannya. Sesuai bisikan hatinya. Yang tidak sejalan adalah musuh dan penentang sehingga layak untuk disingkirkan dan dihancurkan. Begitulah mengapa pergesekan dan perseteruan terus berulang.
Allah memberikan pertanyaan, Bagaimana bila satu hamba memiliki dua tuhan? Sekarang bukan hanya dua, tetapi sangat banyak. Itulah penyebab, mengapa manusia kebingungan menjalani hidup. Itulah penyebab, tak tahu siapa dan apa yang difokuskan. Tak tahu sekala prioritas.
Merasa satu suku, satu daerah, satu bahasa, satu negara di sebuah tempat yang asing, sudah cukup menciptakan persatuan, saling membantu dan menopang, menciptakan kesatuan langkah dan gerakan. Bagaimana bila satu keluarga di negri yang asing? Tentu lebih sangat mengeratkan.
Andai seluruh umat manusia merasakan satu keturunan. Mengapa ada nasionalisme? Mengapa ada perseteruan merasa lebih baik antar manusia dan suku bangsa karena beragam perbedaan? Mengapa ada rasa ingin menguasai dan memperbudak antar manusia?
Andaikan seluruh manusia menyadari bahwa setiap agama mengajarkan cara menyembah dan berbakti kepada Tuhan. Mengapa ada perseteruan atas dasar agama? Biarkan menjalankan agamanya sesuai yang diyakini. Karena semua tunduk kepada Tuhan.
Satu keturunan. Satu tujuan penyembahan. Mengapa tak bisa menautkan hati dan langkah? Bukankah bila menzalimi orang lain, berarti menzalimi diri sendiri. Bukankah membunuh satu manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia? Itulah yang diajarkan Islam. Itulah keuniveraal Islam untuk seluruh manusia dan agama di muka bumi.