Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Pria dan wanita saling memiliki daya tarik. Mengapa bisa? Apa kelebihan wanita di mata pria? Apa kelebihan pria di mata wanita? Adam dan hawa tak bisa hidup sendirian. Beratus tahun mereka mencari agar bersama kembali seperti di Surga.
Wanita yang digoda oleh pria? Atau pria yang digoda wanita? Mengapa bisa tergoda? Bukankah wanita memang seperti itu karakternya? Bukankah pria seperti itu karakternya? Mengapa selalu ada daya tarik-menarik di antara keduanya? Bisakah hidup menyendiri dengan kesibukannya?
Mengapa hati pria bisa tertambat pada wanita? Mengapa hati wanita bisa tertambat pada pria? Mengapa ada rindu? Mengapa ada cinta? Apa yang membuatnya rindu dan cinta? Padahal keduanya tak ada sempurna. Padahal keduanya penuh dengan kelemahan, kekeliruan dan kebodohan.
Apakah persoalan wanita dan pria hanya persoalan insting dan hasrat dasar? Hanya persoalan kelanjutan generasi berikutnya? Hanya persoalan, hidup ini harus berlanjut? Zaman ini harus diisi? Dunia ini harus dimakmurkan?
Apakah interaksi pria-wanita merupakan ujian kehidupan? Atas dasar apa cinta dan rindunya? Atas dasar apa tertariknya? Atas dasar apa bersatunya? Apakah ada norma dan adab? Apakah seperti hewan pula?
Pria-wanita cermin kelemahan manusia. Perlu sekutu. Perlu teman. Tak bisa berdiri sendiri memenuhi dan mengisi kehidupannya walaupun dalam hal yang paling terkecil sekalipun.