Lapar dan haus adalah insting makhluk hidup. Makan dan minum adalah solusinya. Ingin terlihat indah adalah insting, berpakaian menawan dan menarik adalah solusinya. Tidak kepanasan dan kehujanan adalah insting. Membantu rumah adalah solusinya.
Apa bedanya hewan dan manusia dalam memenuhi insting tersebut? Hewan hanya pada titik kebutuhan dasarnya saja. Setelah yang dasar terpenuhi maka tuntaslah apa yang dikerjakan. Seperti burung, peran sayap hanya untuk terbang. Peran bulu hanya untuk menjaga dan memelihara suhu. Sarangnya hanya tempat beristirahat dan berkembang biak. Setelah itu tidak ada keinginan lagi.
Berbeda dengan manusia. Ada akal untuk terus mengembangkan apa yang sudah ada. Ada imajinasi yang terus berinovasi membuat terobosan besar. Ada jasad untuk mewujudkan apa yang diimajinasikan. Ada hawa nafsu yang peran dasarnya untuk memenuhi kebutuhan agar manusia dapat eksis dalam kehidupan ini.
Allah memerintahkan makan dan minuman. Bertebaran di muka untuk memenuhi semua dorongan kebutuhan manusia. Memerintahkan beristirahat dan menikah. Semua perintah Allah seusai dengan insting kebutuhaan manusia. Namun manusia tidak tinggal sendirian. Ada milyaran manusia. Ada makhluk lain yang hidup berdampingan. Ada generasi berikutnya yang harus hidup di muka bumi. Bagaimana menjaga keseimbangan ini?
Setiap ciptaan Allah ada ukuran dan batasannya. Ukuran dan batasan terendah-tertinggi. Setiap takdir-Nya ada ukuran dan batasannya. Jangan melewati ukuran ini. Bila melewati kehidupan ini akan binasa. Tak lagi merasakan kenyamanan apa lagi kebahagiaan. Manusia bodoh dalam memahami ukuran dan batasannya karena kebodohan terhadap dirinya sendiri. Hingga di era modern dan derasnya informasi pun masih saja banyak pertanyaan siapa saya? Hidup itu untuk apa?
Perintah Allah sejalan dengan insting manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Perintah dan kehendak Allah itu kehendak manusia dalam mengisi dan memakmurkan kehidupan ini. Jadi amat mudah menapaki perintah Allah. Perintah Allah memudahkan manusia memahami akan diri dan kehidupannya agar kehidupan ini tidak rusak dan hancur. Perintah Allah adalah batasan dan ukuran untuk menyelamatkan manusia. Perintah Allah agar manusia berada dalam rel hukum alam yang sudah didesain agar kehidupan menciptakan kebahagiaan.
Bagaimana bila manusia menyimpang dari ukuran dan batasannya? Ada takdir lain yang meluruskan. Tertimpa sakit dan penderitaan. Ada bencana dan azab. Itulah cara revolusioner untuk meluruskan manusia agar kembali menghormati ukuran dan batasan agar alam tetap seimbang.
Ditulis Oleh: Nasrulloh Baksolahar