Allah mentakdirkan kekuatan dan kelemahan. Wanita lemah dalam kondisi tertentu. Namun kuat disisi lainnya. Begitu pun laki-laki. Ketika kekuatan dan kelemahan berpadu. Ketika kekuatan dan kelemahan berpasangan. Tercipta kekuatan yang sempurna untuk mengarungi bahtera kehidupan.
Bagaimana kelemahan wanita tidak dijadikan objek kezaliman dan kesewenangan? Allah membebankan tanggungjawab ini pada laki-laki. Laki-laki berkewajiban menguatkan kelemahan wanita. Bagaimana bila lelaki mengabaikannya? Allah mengazabnya. Allah menata hukum syariat untuk menguatkan wanita. Fitrahnya lemah, namun menjadi kuat dengan hukum syariat Allah. Inilah Keadilan Allah.
Tanggungjawab perkawinan dan keluarga diamanahkan kepada lelaki. Semua kebutuhan dan sarana agar rumah tangga tenang dan tentram menjadi tanggungjawab lelaki. Itulah konsekwensi dari sebuah kekuatan yang dianugerahkan Allah. Dalam kekuatan ada amanah dan tanggungjawab yang besar. Lelaki pun bertanggungjawab kepada ibu, istri, anak dan saudara perempuannya.
Kemiskinan tanda kelemahan. Namun bagaimana kemiskinan tidak menjadi objek kezaliman dan kesewenangan? Dalam kemiskinan ada keutamaan dunia dan akhirat yang disematkan. Bukankah yang kebanyakan di neraka karena terperdaya dengan kekayaan? Ada hak yang diamanahkan kepada yang kaya. Dalam kekayaan ada hak untuk mereka yang miskin dengan mekanisme infak, sedekah dan zakat.
Allah menghukum dan mengazab bila si kaya kikir dan bakhil. Kekayaannya tak memberikan ketentraman dan kebahagiaan. Banyak rintangan kesulitan dalam kekayaannya. Akhirnya, bukankah sama nasibnya dengan si miskin? Allah menghancurkan dan mencabut keberkahan di sebuah negri bila si kaya tak memperhatikan si miskin. Allah telah menyiapkan sistem jaminan sosial untuk menghapus kemiskinan.
Menjadi rakyat jelata adalah kelemahan. Bagaimana rakyat tak menjadi objek kezaliman dan kesewenangan? Tak merasakan bau sorga bagi penguasa yang zalim. Yang paling dimintai pertanggungjawaban adalah para penguasa atas seluruh rakyat dan makhluk hidup yang hidup di negrinya. Kisah penguasa zalim paling sering dikisahkan dalam Al-Qur’an, karena kekuasaan paling sering diselewengkan.
Cukup dengan doa kezaliman dihancurkan. Perkataan benar dihadapan penguasa adalah jihad tertinggi. Musibah yang terus melanda sebuah negri karena kezaliman penguasanya. Rekayasa kezaliman kepada rakyatnya hanya berbuah kehancuran kekuasaannya. Betapa lemahnya kekuasaan karena dapat dihancurkan dengan hanya sebuah doa, bukan perlawanan dengan kekuatan yang sepadan.
Ditulis Oleh: Nasrulloh Baksolahar