Dalam hidup ada kesenangan dan kesulitan. Mengapa tidak mengarungi keduanya? Dalam hidup ada perintah dan larangan. Mengapa tidak mentaati keduanya? Dalam hidup ada kenikmatan dan penderitaan, mengapa tak menjalani keduanya? Dalam hidup ada kebebasan dan batasan. Mengapa tidak menikmatinya?
Bila semuanya berpasangan maka tak ada satu pun yang bisa ditinggalkan. Bila semuanya satu paket kehidupan maka itulah keindahan dalam mengarungi kehidupan. Bagaimana mencegahnya? Bagaimana menghindarinya? Bagaimana tidak terjerumus dalam kesulitan dan penderitaan? Bagaimana mengoptimalkan kenikmatan, kebebasan dan kesenangan? Jalani saja hukum kehidupan dan alam.
Mengapa ada rasa senang dan sulit? Mengapa ada bahagia dan sedih? Mengapa ada kesenangan dan penderitaan? Manusia menilai segala yang ada dari persepsinya sendiri. Dari paradigma kebodohannya. Dari kacamata kepentingannya. Padahal semuanya sama, tak ada yang berbeda. Seperti Rasulullah saw yang memilih lapar sehari dan kenyang sehari.
Apakah berbeda kenikmatan yang dirasakan Nabi Ayub dengan Nabi Sulaiman? Apakah berbeda kebahagiaan yang dirasakan Nabi Nuh dengan Nabi Daud? Apakah berbeda kebahagiaan yang dirasakan Nabi Luth dengan Nabi Ibrahim? Mereka kekasih Allah. Mereka hamba pilihan yang diberkahi Allah. Takdir dan fragmen kehidupan memang berbeda-beda, namun mereka merasakan kenikmatan yang sama.
Pandangan materialisme yang membuat hidup terpisah antara senang dan sedih. Hedonisme yang membuat kehidupan ada kebahagiaan dan kesengsaraan. Pandangan hawa nafsu yang membuat rasa kehidupan terkotak-kotak dalam pergumulan mulia dan hina. Sekulerisme yang memandang bahwa kebutuhan manusia dan kehendak Allah itu bertolak belakang.
Adakah yang hina bila disempitkan? Adakah yang mulia bila dilapangankan Allah? Kesempitan itu obat penawar dari potensi buruknya kelapangan. Penderitaan itu ramuan racikan agar manusia terhindar dari racun kesenangan. Semua kejadian yang bertolak belakang merupakan keseimbangan alam semesta. Seperti burung yang memiliki dua sayap agar terbang tinggi dan tak terperangkap oleh musuh dan pemburunya.
Andai tidak ada yang lunak dan keras, bagaimana kehidupan Ini? Andai tidak ada panas dan dingin, apa yang terjadi dengan kehidupan Ini? Andai tidak ada gelap dan terang? Andai tidak ada hujan dan kemarau? Denga menerima semuanya maka kehidupan ini bisa hidup menampung seluruh manusia, makhluk dan menjaga alam semesta. Nikmatilah semuanya.
Ditulis Oleh : Nasrulloh Baksolahar