Oleh: Nasrulloh Baksolahar
ibnu Katsir menulis Sirah Nabawiyah dengan tambahan pembahasan yang cukup unik. Yaitu, segala hal yang dikhususkan bagi Rasulullah saw. Salah satu yang dibahas adalah tentang kekhususan soal pernikahan. Salah satunya jumlah Istri Rasulullah saw.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Sa’id dari Qatadah dari Anas, “Beliau memiliki sembilan istri.” dan Anas berkata, “Nabi menikahi 15 wanita, yang digauli 13 orang, dan yang berkumpul dengan beliau 11 orang. Dan waktu beliau meninggal sembilan orang. Para ulama bersepakat bahwa Rasulullah saw boleh mengawini lebih dari 9 orang.
Awalnya Allah mengharamkan Rasulullah saw untuk mengambil lagi selain mereka. Namun kemudian diperbolehkan lagi, sebagai karunia untuk beliau. Aisyah menceritakan, “Sebelum Rasulullah saw wafat, sudah diperbolehkan lagi bagi beliau untuk mengambil wanita selain istri-istri yang sudah ada.”
Imam Bukhari meriwayatkan dari Bundaari dari Muadz bin Hisyam dari ayahnya Qatadah dari Anas, ia berkata, “Dulu Rasulullah saw menggilir semua istri-istrinya hanya dalam satu jam baik malam maupun siang. Dan jumlah Istrinya ketika itu 11 orang.”
“Sampai-sampai aku bertanya kepada Anas, “Apakah Rasulullah saw mampu melakukannya?” Anas pun menjawab, “Kami pun telah berbincang mengenai hal itu. Bahwasanya beliau diberi kekuatan oleh Allah mampu melayani tiga puluh wanita.” Dalam riwayat lain, “Empat puluh wanita.”
Bagaimana merespon ini semua? Bagi hatinya yang berpenyakit, maka kisah ini menjadi sarana menjelekkan dan menghina Rasulullah saw dengan sangkaan yang penuh kebencian. Akhirnya, mereka pun semakin tersesat dan terjerumus.
Bagi yang diberikan hidayah, bukankah ini sebuah bentuk kesempurnaan dan kekuatan jasmani yang prima bagi laki-laki? Allah memberikan kekuatan yang tak diberikan kepada yang lainnya sehingga tak ada kezaliman di dalamnya. Berbeda dengan laki-laki kondisi saat ini, merasa kuat namun sebenarnya tak berdaya.
*) Dikutip dari Ibnu Katsir dalam bukunya Sirah Nabawiyah, penerbit At-Tibyan dengan sedikit tambahan di dua paragraf terakhir.