Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Memperhatikan kezaliman. Seperti melihat orang super bodoh di jagat raya ini. Seperti melihat orang yang tertipu dalam arus permainan. Seperti melihat orang yang berjalan ke dalam jurang yang gelap yang menghancurkan. Apapun yang diusahakan dan diperjuangkan dengan sagala kekuatan, akhirnya hanya satu yaitu kehancuran.
Herannya dengan penguasa. Herannya dengan para jendral yang gagah perkasa. Herannya dengan para penegak hukum dan intelektual yang membabi buta. Herannya dengan para penyokong yang paling kuat dan kaya. Mengapa mereka membela yang pasti terkalahkan? Mengapa memperjuangkan yang pasti dihancurkan? Mengapa membangun sesuatu yang sangat lemah?
Dalam sejarah peradaban manusia, adakah kezaliman yang tidak hancur? Dalam sejarah kekuasaan, adakah kezaliman yang tidak runtuh? Dalam operasi kemiliteran, adakah kezaliman yang tak terkalahkan? Dalam sejarah kekayaan, adakah kezaliman yang memberikan kemakmuran?
Sejarah akan terus berulang. Sejarah akan terus menjadi kenyataan. Sejarah akan terus memakan korban. Namun mengapa manusia terus saja mengulanginya? Apakah manusia memang harus jatuh di lubang yang sama?
Apakah prilaku manusia memang terus berputar pada peta jalan yang sama seperti para pendahulunya? Padahal ilmu pengetahuan, teknologi dan beragam situasi sudah berubah sangat jauh berbeda. Apakah kebodohan ini terus berulang di sepanjang zamannya? Bukankah mereka berpendidikan tinggi dan berpengalaman luas? Bukankah banyak sekali penasihatnya?
Kezaliman bukan perkara pintar atau bodoh. Bukan berpengalaman atau tidak. Tinggi atau rendahnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Bukan pula hebatnya orang-orang disekelilinya. Kezaliman soal disorientasi hidup. Soal dorongan nafsu yang menyelimuti jiwa.
Kezaliman itu soal kepongahan, kesombongan dan kebanggaan terhadap kekuatan yang dimiliki. Kezaliman Itu soal keinginan menundukkan orang lain dengan menghinakannya. Bisikan nafsu selalu sama dalam setiap zaman. Keinginan manusia tetap tak berubah setiap masanya. Itulah penyebab manusia terus menjatuhkan diri pada kezaliman.