Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Muhammad Ahmad Rasyid, ulama Irak, di bukunya Pencipta Kehidupan mengatakan bahwa setiap muslim memiliki kemampuan merekayasa masa depan. Apa sarananya? Allah senantiasa mencurahkan ilham ke dalam hati manusia. Ilham pembuka jalan yang menciptakan lompatan dan memiliki pengaruh yang luas dan melintasi zaman.
Ilham itu ide yang sederhana, namun mampu menyelesaikan persoalan yang sangat kompleks dan rumit. Ilham itu cara yang sederhana tapi mampu menyelesaikan persoalan yang komprehensif dan tuntas. Ide kesederhanaan yang menuntaskan tantangan kehidupan. Bukankah kesederhanaan itu cermin kecerdasan?
Nabi Nuh cukup membuat kapal saja untuk menyelamatkan diri dari banjir yang menutupi seluruh daratan. Rasulullah saw cukup berhijrah ke Madinah saja untuk mengunci kekuatan mobilitas Kafir Quraisy. Nabi Musa cukup mengetokan tongkatnya saja ke tanah untuk mematahkan seluruh kekuatan Firaun. Semudah itu menuntaskan persoalan?
Ilham turun ke hati yang bersih, hati yang hidup dan tenang. Hati itu tempat “bersemayam-Nya” Allah. Hati sarana dan jalur komunikasi antara manusia dengan Allah. Bila saluran ini terputus karena kekerasan dan kegelapan hati, maka manusia hanya mengandalkan akal yang sering tersesat. Ilmu yang sering kali hanya praduga saja. Bergeraknya hanya dorongan insting dan hawa nafsu saja. Itulah penyebab manusia selalu dalam lingkaran persoalan yang tak pernah selesai.
Muhammad Iqbal, cendikiawan muslim Pakistan, mengatakan, “Tarik sifat Allah ke dalam dirimu sehingga tak ada lagi jarak antara diri dengan Allah.” Bila manusia “meleburkan” dirinya ke dalam sifat Allah maka akan “kecipratan” sedikit atom dari Maha Berilmu, Maha Menciptakan, Maha Membentuk, Maha Kuat dan Maha bijaksana-Nya Allah. Dalam rahmat-Nya semua kekuatan dan kesempurnaan didapatkan.
Buya Hamka dalam bukunya Pribadi Hebat mengkaji bagaimana membuka keran ilham? “Dalam jiwa yang bertujuan suci dan berkehendak yang mulia senantiasa muncul ilham dalam menghadapi pekerjaan.” Darimana lahirnya tujuan suci dan kehendak yang mulia? Ini yang terus dihadirkan dalam seluruh kiprah di kehidupan ini.
Buya Hamka melanjutkan, “Pandangan yang baik atas hidup melahirkan akal, ilham, serta membuka jalan untuk memperbaharui hidup.” Semua terobosan dan inovasi lahir dari prasangka yang baik. Melihat celah, cahaya, peluang di ruangan tertutup, gelap dan terkunci. Seperti kisah 3 pemuda yang terkunci rapat di dalam goa.