Menoleh Yang Lain

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Masihkah sempat memperhatikan yang lain? Apakah ada keindahan selain Allah? Apakah ada yang patut lebih diperhatikan daripada Allah? Andai dalam hati masih ada hasad, dengki dan iri, bertanda kesibukannya bukan kepada Allah tetapi masih kepada makhluk. Hidup terus disibukkan dengan hal yang tak berguna, bila hati masih tertarik kepada selain Allah?

Masih sibuk soal mazhab? Masih sibuk dengan perselisihan berbagai pergerakan? Masih sibuk perdebatan mengkafirkan dan membidahkan hal yang bukan prinsip? Mereka yang sibuk bersama Allah lebih menyibukan apakah langkah hidupnya sudah sesuai dengan Sunnah Rasulullah saw dan ketaatan kepada Allah swt?

Yang sibuk bersama Allah pikirkan tidak ruwet dan pusing. Karena sudah ada tujuan akhirnya. Paham yang harus dilakukannya. Paham kebenaran dan kebahagiaan. Paham segala yang terjadi tak ada yang membuatnya sedih, karena semua karunia dari Allah swt yang dicintai dan dirindukan. Selalu ridha apa yang diperbuat oleh Kekasihnya.

Hidup terasa cabik-cabik. Hidup merasa terhempas. Hidup merasa tak pernah meraih apa yang diimpikan. Karena fokusnya bukan kepada Allah. Dunia memang selalu menjauh dari yang mengejarnya. Dunia selalu berlari dari orang yang ingin merebut dan meraihnya. Padahal bila manusia mendekati Allah satu langkah, maka Allah akan mendekati dua langkah. Bila mendekati sambil berjalan, maka Allah akan mendekati sambil berlari?

Mengapa manusia mengejar yang tak mungkin diraih? Mengapa manusia berlari yang tak mungkin ditangkap? Itulah cara dunia menggoda. Itulah cara dunia menciptakan penasaran. Itulah cara dunia agar manusia fokus kepada buruannya. Hingga yang didapat kelelahan, keletihan dan tangan hampa.

Keinginan dunia sangat beragam. Cabang keindahan terus bermuculan tak pernah henti. Selalu muncul cabang keindahan baru yang belum diraihnya. Selalu hadir rasa penasaran baru. Hidup yang tujuannya selain Allah akan terus sibuk tanpa satu pun yang bisa diraihnya. Yang didapatkan hanya kekaguman orang padanya, namun yang dikagumi merasa hampa.

Masihkah menoleh kepada selain Allah. Masihkah hasad, dengki dan iri kepada makhluk? Masihkah ingin seperti orang lain? Masih berfikir orang lain lebih baik dan bahagia sehingga mencemburui dan menginginkan apa yang dimiliki orang lain? Tandanya Allah telah tercabut dari hati. Tandanya Allah telah lari dari kehidupan kita.

Slot Iklan

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Saran Kami

Mungkin anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pasang Iklan

Pasang Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?

Ada pertanyaan? Hubungi kami di rakyatfilsafat@gmail.com