Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Perawakannya gempal. Tinggal di Ciputat. Kuliah jurusan perbankan Politeknik Universitas Indonesia. Selama 3 tahun bersamanya. Bila mau ujian, sering berkumpul di kostan teman untuk belajar bersama. Dari dialah saya ikut pengajian saat kuliah dulu.
Kuliahnya tidak terlalu bersinar. Tetapi soal organisasi, dia sangat aktif dari kegiatan Senat Mahasiswa hingga Rohis. Dia sering mengkoordinasikan beragam kegiatan. Apalagi bila sedang kegiatan di puncak Bogor. Di sela kegiatan, saya sering ngobrol dan tertawa bersama.
Saat pernikahannya di daerah Kelapa Dua Tangerang, saya hadir bersama istri. Dia menikah dengan mahasiswi Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Pernikahannya sangat sederhana. Saya sempat membantu menjadi bagian cuci piring dan mengumpulkan peralatan makan yang kotor.
Setelah pernikahannya, saya tak tahu lagi rimbanya. Tiba-tiba mendapatkan telpon darinya sekitar 8 tahun yang baru. Katanya, dia tinggal di Kalimantan. Awalnya bekerja di perusahaan parawisata. Lalu memutuskan resign dengan berbisnis. Bahkan usaha yang sedang saya geluti hasil masukannya.
Kabar berikutnya, dia sedang berada di Jakarta. Anaknya sedang sakit kanker darah sehingga harus dirawat di RSCM. Setelah itu, jarang sekali ngobrol, walapun berada di satu grup Alumni Politeknik Universitas Indonesia. Saya memang jarang berinteraksi dengan siapapun. Saya hanya mengirimkan tulisan saja di grup tersebut.
Hari ini, mendapatkan kabar duka dari seorang teman yang dulu sering belajar bersama dengannya di kostannya. Sang teman sudah wafat. Katanya, terkena Covid-19. Dia wafat di Bontang Kalimantan. Ini sebuah muhasabah besar di usia saya saat ini. Telah mulai banyak yang menghadap Allah.
Namanya Endang Kurniawan. Saya bersaksi dia orang shaleh. Saya bersaksi hidupnya untuk dakwah. Saya bersaksi perjalanannya penuh kebaikan yang diberkahi. Semoga Allah mengampuni dan merahmatinya. Semoga tulisan ini menjadi saksi dihadapan Allah. Al-Fatihah…..