Pada beberapa tahun terakhir, Indonesia sebagai negara yang memiliki sejarah yang kaya akan nilai-nilai humanis dan toleransi telah dihadapkan pada tantangan serius terkait sikap humanis dalam menanggapi pengungsi Rohingya. Tragedi ini menjadi salah satu contoh yang menggambarkan kemunduran peradaban Indonesia dalam mempertahankan sikap humanis dan moralitas dalam menanggapi isu kemanusiaan.
Sebagai negara dengan tradisi pluralitas budaya yang kuat dan keragaman agama, Indonesia selalu diakui sebagai contoh toleransi antaragama dan keberagaman yang harmonis. Namun, ketika tragedi persekusi pengungsi Rohingya terjadi di aceh dan dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang katanya terpelajar, sikap humanis yang seharusnya menjadi nilai yang mendasari respons Indonesia tampaknya mengalami kemunduran yang signifikan.
Reaksi yang kurang pantas terhadap pengungsi Rohingya merupakan indikator dari kemunduran nilai-nilai humanis dalam masyarakat Indonesia. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk berdiam diri atau menunjukkan ketidakpedulian, bahkan ada yang menunjukkan sikap permusuhan dan penolakan terhadap kedatangan pengungsi tersebut hingga melakukan persekusi sebagamana yang baru-baru ini terjadi.
Sedih rasanya jika mengatakan ini, namun menurut pandangan saya, telah terjadi kemunduran yang sangat jauh di indonesia dalam menghadapi isu kemanusiaan. Persekusi yang dilakukan beberapa mahasiswa di aceh menyasar seluruh pengungsi, tidak perduli mereka para lansia, perempuan bahkan anak-anak, seolah tidak berpikir dampaknya bagi psikis para pengungsi khususnya pengungsi anak-anak.
Ketika Indonesia pada masa lalu telah membuka pintu dan memberikan perlindungan kepada pengungsi dari berbagai konflik dan bencana alam, respon yang terjadi terhadap pengungsi Rohingya menandakan pergeseran sikap yang lebih mengkhawatirkan. Perlakuan terhadap pengungsi harusnya didasarkan pada nilai kemanusiaan, bukan pada pertimbangan politik atau sosial yang sempit.
Pentingnya kembali kepada nilai-nilai humanis dalam menanggapi tragedi seperti ini sangatlah penting. Indonesia harus mengingat kembali akar-nilai budaya yang menekankan pada kasih sayang, toleransi, dan tolong-menolong. Melalui pendidikan, dialog, dan kesadaran akan kemanusiaan, masyarakat perlu ditingkatkan kesadarannya tentang pentingnya sikap empati dan pertolongan terhadap sesama manusia yang membutuhkan bantuan.
Pemerintah, lembaga sosial, dan individu sebagai bagian dari masyarakat harus bersatu dalam upaya memberikan perlindungan, bantuan, dan dukungan moral terhadap pengungsi Rohingya dan mereka yang mengalami kesulitan serupa. Dalam menghadapi tragedi kemanusiaan, sikap humanis dan solidaritas terhadap sesama harus menjadi landasan utama bagi sikap dan tindakan yang diambil oleh bangsa ini.
Sejarah Indonesia telah membuktikan bahwa sikap humanis adalah inti dari peradaban yang maju dan beradab. Oleh karena itu, menjaga dan memperkuat nilai-nilai humanis dalam setiap tindakan dan respons terhadap tragedi kemanusiaan adalah suatu keharusan untuk menjaga kemajuan moral dan spiritualitas bangsa Indonesia.
Ditulis Oleh: AMAS MAULANA