Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Dengan keringat, bau, kentut, buang air besar dan kecil, apakah tubuh sudah bersih? Dengan tidur yang cukup, apakah racun tubuh sudah maksimal keluar? Itulah kesempurnaan tubuh yang didesain Allah sebagai rahmat-Nya kepada manusia. Mengapa tidak juga bersyukur?
Seandainya manusia mengejar kenikmatan makan dan minum tanpa dibarengi proses pembuangan sisa makanan dan minuman, bagaimana nasib manusia? Sengsara sepanjang kehidupannya. Itulah mengapa nikmat Allah tak bisa terhitung setiap detiknya.
Apakah proses pembersihan alamiah tubuh sudah cukup untuk membuang seluruh yang membahayakan tubuh? Ternyata butuh ikhtiar manusia yang dibimbing oleh Allah. Agar manusia tinggal menjalankannya saja. Tak perlu berfikir, riset dan mendesain dengan mengerahkan kebodohan akalnya. Itulah kemudahan dari Allah.
Hidup itu perguliran antara hidup dan kematian. Begitupun segala hal pembentuk unsur tubuh manusia, ada proses kelahiran dan kematian. Itu mengapa ada sunah memotong kuku dan membersihkan bulu-bulu disekitar ketiak dan kemaluan. Itu penyebab diperintahkan sunah mandi untuk membersihkan tubuh bagian luar. Lalu bagaimana proses pembersihan tubuh bagian dalam?
Adakah rancang teknologi ciptaan manusia untuk membersihkan jantung, hati, usus, liver, ginjal, otak, sel, syaraf dan seluruh komponen bagian dalam manusia? Sudah berapa juta tahun usia manusia di muka bumi? Mengapa tidak bisa menemukannya?
Yoshinori Ohsumi, seorang ilmuwan Jepang menemukan proses Autophagi pada tubuh. Yaitu, ketika lapar, maka sel-sel tubuhnya pun ikut lapar. Lalu memakan sel-sel dirinya yang sudah tidak berguna, rusak, matia dan sel yang berpotensi menciptakan kanker, bakteri dan virus agar tidak menjadi sampah dalam tubuh yang bisa membahayakan tubuh. Bagaimana prosesnya?
Lapar menciptakan protein yang khusus yang disebut Autophagisom. Protein ini seperti sapu raksasa yang membersihkan seluruh tubuh bagian dalam. Tetapi bukan sembarangan lapar? Lapar yang tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam. Ini sangat cocok dengan konsep puasa dalam Islam. Apalagi puasa dalam Islam mempengaruhi jiwa dan hati manusia juga, maka kekuatannya lebih dahsyat dibandingkan lapar yang disarankan oleh dokter yang paling hebat di dunia ini.