>>>
Usia 50-an (2)

 
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
 
Apa yang terjadi di usia 50-an? Fungsi fisik tubuh, gigi, mata, dan berbagai organ lainnya mulai berkurang. Apakah ini kelemahan dan kekurangan? Ini sebuah kenikmatan luar biasa. Justru irama ini harus diikuti. Hukum alam ini harus diikuti arusnya, bukan melawannya dengan berbagai rekayasa teknologi kedokteran.
 
Tubuh yang terus melemah, tandanya kebutuhan tubuh akan berbagai makanan dan minuman mulai berkurang. Banyak yang tak mengikuti irama ini. Tetap makan dan minum seperti masih muda saja. Efeknya, timbunan makanan dan minuman berlebihan, inilah penyebab penyakit. Solusinya, ikuti irama tubuh dengan berpuasa.
 
Di usia seperti ini, puasa senin kamis bukan lagi eranya. Plus puasa putih di pertengahan bulan masih kurang. Perhatikanlah, di era Makah dan Madinah? Saat Rasulullah saw di tawarkan 2 gunung emas, namun Rasulullah saw memilih kenyang sehari dan lapar sehari? Bila di era Madinah berarti usianya sudah 50-an.
 
Di era ini, puasa Daud adalah yang minimal. Inilah puasa terbaik. Bila semakin berkurang ingatannya, puasa ini tidak membuat pusing untuk mengingat-ingat  puasa sunah apa yang biasanya di sunahkan di bulan-bulan tertentu. Puncak tertinggi, berpuasalah bila menginginkan puasa di sela-sela puasa Daud. Karena Rasulullah saw dalam kondisi tertentu dia langsung berpuasa. Kecuali di hari yang diharamkan berpuasa. Namun puasa jenis ini masih berbeda pendapat.
 
Ada yang unik di usia 50-an. Yaitu, mudah tidur dan mudah bangun. Ini anugerah Allah yang luar biasa. Cepat tidur, bukankah ini sunnah Rasulullah saw? Sebuah kenikmatan luar biasa, dapat mengikuti sunah Rasulullah saw walaupun hanya kebiasaan cepat tidur. Begitu pun cepat bangun, bagian dari sunah Rasulullah saw. Kebiasaan alamiah di usia ini membawa kita pada perjalanan kecil kehidupan Rasulullah saw.
 
Cepat tidur mendorong toxin tubuh keluar sempurna. Apalagi bila tertidurnya tengah membaca dan memperdengarkan Al-Qur’an dan berdzikir. Apa lagi sebelum tidur mendengarkan kajian tafsir Al-Qur’an dan Hadist, maka tidurnya semoga tetap dicatat sebagai pembelajar ilmu. Seperti Imam Nawawi, tidurnya pun sedang memegang buku.
 
Terbangun di sepertiga malam. Inilah anugerah terbesar dalam kehidupan dunia. Bukan kita yang mendesain, tetapi Allahlah yang mendesain sistem tubuh dengan rahmat-Nya. Tidak itu saja, seluruh keluhan, keinginan dan doa didengarkan lansung oleh Allah. Allah mencari-cari hamba yang terbangun di waktu ini. Masihkah lalai di usia 50-an?
Slot Iklan

Ingin mengekspresikan diri dan berpotensi mendapatkan penghasilan?
Yuk jadi penulis di rakyat filsafat. Setiap bulannya akan ada 3 orang beruntung yang akan mendapatkan Hadiah dari Rakyat Filsafat!

Ingin memiliki portal berita yang responsif, dinamis serta design bagus? atau ingin memiliki website untuk pribadi/perusahaan/organisasi dll dengan harga bersahabat dan kualitas dijamin dengan garansi? hubungi kami disini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan

Klik Gambar Untuk Mengunjungi Warung Anak Desa

Rakyat Filsafat adalah komunitas yang bergerak dalam bidang literasi serta bercita-cita menaikkan angka literasi indonesia

Pintasan Arsip

Pasang Iklan

Tertarik Mulai Menulis di RAKYAT FILSAFAT?