Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Bila berbicara rezeki, Allah-lah yang memberi-Nya. Allah yang menundukkan alam semesta. Allah yang menciptakan beragam proses, perangkat, sarana dan infrastrukturnya. Apakah ikhtiar manusia memiliki peran? Hanya sarana mengais dan dianggap layak untuk mendapatkan rezeki.
Allah yang menyempitkan rezeki dan meluaskan rezeki tanpa batas dan tanpa perhitungan. Untuk memuliakan dan menghinakan. Untuk merendahkan juga menjatuhkan. Rezeki itu bukan ukuran. Hanya untuk menguji persepsi. Menguji paradigma. Menguji cara pandang terhadap kehidupan.
Rezeki hanya untuk menguatkan untuk beribadah dan menjadi khalifah di muka bumi. Rezeki hanya rahmat dan kasih sayang Allah kepada manusia yang lemah dan tak berdaya. Mengapa saling berbangga dan memperebutkan?
Adakah yang kenyang tanpa makan dan minum? Keluaraga Siti Fatimah, Ali bin Abi Thalib, dan Hasan-Husein diberikan doa agar selalu kenyang tanpa makan? Ada seorang anak yang bila lapar cukup membaca Al-Qur’an lalu diberikan rasa kenyang. Para Sahabat hanya bermodalkan satu butir kurma berani berperang dan berjalan hingga puluhan kilometer jauhnya.
Ada pendeta Nasrani yang masuk Islam karena menemukan seorang ulama salaf mampu tidak makan dan minum lebih dari 50 hari. Dalam kondisi tertentu, tidak makan dan minum, tidak berpengaruh pada kondisi seseorang. Dalam kondisi tertentu, tidak tidur, tidak berpengaruh pada kondisi seseorang. Seperti itulah kisah-kisah para ulama terdahulu.
Bila berbicara kekuasaan, Allah-lah yang memberikan kekuasaan. Allah pula yang mencabutnya. Nabi Daud seorang tentara cadangan, mengapa tiba-tiba menjadi raja? Nabi Yusuf dijual belikan sebagai budak, mengapa menjadi penasihat raja? Ada raja yang dicabut kekuasaannya hanya dengan seekor nyamuk dan belatung saja. Begitu mudah mencabut kekuasaan dari tangan manusia.
Siapapun bisa menjadi raja. Setiap raja pun dapat jatuh seketika. Tak peduli besarnya kekuatan dan banyaknya pengikut. Tak peduli dengan kuatnya pengaruh dan kharisma. Bila Allah ingin mencabutnya. Bila Allah ingin memberikan, tak ada yang bisa menghalanginya.