Di sebuah desa kecil, ada seorang tua yang selalu duduk di bawah pohon dan mengamati kehidupan di sekitarnya. Dia sering dipandang sebelah mata oleh penduduk desa, yang menganggapnya sebagai orang yang aneh dan tidak berguna.
Namun, ada seorang anak muda yang sering datang kepadanya untuk bertanya tentang kehidupan. Anak muda ini selalu tertarik dengan pandangan hidup tua itu dan ingin mempelajari filsafat dari orang tua itu.
Suatu hari, anak muda itu bertanya kepada sang tua, “Mengapa Anda selalu duduk di sini di bawah pohon? Apa yang Anda cari?”
Sang tua tersenyum dan berkata, “Aku tidak mencari apa-apa, anakku. Aku hanya belajar memahami kehidupan. Pohon ini, seperti kehidupan, terus tumbuh dan berkembang, berganti musim dan melewati cobaan. Tapi ia tetap bertahan dan memberi kehidupan pada makhluk lain. Seperti halnya kehidupan kita, kita harus belajar untuk bertahan dan memberi kebaikan pada orang lain.”
Anak muda itu mengangguk dan bertanya lagi, “Lalu apa yang Anda pelajari dari semua ini?”
Sang tua tersenyum dan berkata, “Aku belajar bahwa hidup itu berharga dan singkat. Kita harus hidup dengan cara yang baik dan memberikan arti pada hidup kita dan kehidupan orang lain. Kita harus selalu berusaha menjadi yang terbaik dan memberikan kebaikan pada orang lain, meskipun mungkin sulit atau tidak mudah.”
Anak muda itu merenung dan menyadari betapa bijaksananya kata-kata sang tua. Dia menyadari bahwa hidup ini berharga dan bahwa setiap orang harus hidup dengan cara yang baik dan bermakna. Dari saat itu, ia belajar untuk menghargai hidupnya dan memberikan kebaikan pada orang lain, seperti yang telah diajarkan oleh sang tua.